BlogRoll 2

Senin, 03 November 2014

Gereja Katedral Ijen

Gereja Katedral Ijen


Gereja Ijen atau Gereja Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel, atau akrab dengan sebutan Katedral Malang adalah tempat ibadah yang sangat terkenal di Kota Malang.

Pertama, karena letaknya berada di kawasan paling prestisius Kota Malang (Ijen Boulevard). Kedua, karena arsitekturnya yang khas Neo – Gothic Eropa dan berukuran cukup besar. Tidak heran jika gereja Katolik yang mempunyai nama asli Gereja Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel ini menjadi favorit para fotografer serta pengamat arsitektur.



Lokasi Gereja Ijen secara geografis sebenarnya tidak berada di jalan Ijen. Alamat resminya adalah di Jalan Guntur, 02. Namun Gereja Katolik ini memang lebih terlihat seperti bagian dari jalanan penuh nostalgia Ijen dibandingkan Jalan Guntur.

Gereja megah yang dibangun pada tahun 1934 ini memang merupakan salah satu peninggalan kolonial Belanda bersama dengan bangunan-bangunan lain yang terletak di kawasan Ijen. Hanya dibutuhkan waktu kurang lebih delapan bulan (11 Februari 1934 - 28 Oktober 1934) hingga gereja ini berdiri. L. Estourgie, arsitek Belanda yang merancang Gereja Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel, awalnya menamai gereja ini dengan Gereja Santa Theresia. Baru pada tahun 1961, gereja ini beralih nama seperti yang kita kenal sekarang.

Di wilayah Paroki Katredal St. Theresia kemudian didirikan sekolah dasar berbahasa Belanda (HIS) di jalan Semeru, Sekolah Dasar 'Ongko Loro' (Indandsche School ze Klasse) di Betek pada tahun 1930, Taman Kanak-kanak (Frobeschool) dan SD St. Ursula di jalan Panderman dan tahun 1936 didirikan SMU (AMS, Algemene Middleboar School) St. Albertus (Dempo) di Jalan Talang.



Penyebutan kathedral sendiri berasal dari letaknya yang berada di tengah – tengah kota dan menjadi Area Keuskupan Utama. Sehingga selain dikenal dengan nama Gereja Ijen dan Gereja Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel, gereja ini juga kerap disebut dengan Gereja Kathedral Malang. Bangunan ini termasuk salah satu Katedral terindah di Indonesia, Ngalamers.

Dua menara tinggi mengapit pintu masuk utama yang berhiaskan salib besar. Di menara sisi kanan, terdapat jam kuno berwarna coklat muda. Untuk masuk gereja ini, Ngalamers bisa melalui pintu depan atau pun pintu belakang melalui jalan di sebelah kiri gereja. Jika Anda ingin mendengarkan kisah – kisah menarik mengenai gereja ini, ada baiknya Anda mengambil jalan belakang. Minta pada Pak Satpam untuk mengantar pada petugas yang berwenang di kantor gereja.

Fokus pertama ketika memasuki bangunan ini adalah lukisan – lukisan cantik yang berjajar di dinding gereja. Lukisan – lukisan ini mengisahkan mengenai perjalanan Yesus Kristus serta Bunda Maria, disertai dengan keterangan berdasarkan kitab suci. Berdasarkan ejaan yang terdapat di keterangan lukisan, sepertinya lukisan tersebut berusia cukup tua. Karena masih menggunakan ejaan yang belum disempurnakan.


Beberapa patung juga berdiri di beberapa titik gereja. Patung – patung ini seakan memberikan suntikan atmosfir kekhusyukan saat melaksanakan ibadah dalam gereja. Jika Ngalamers memiliki waktu lebih, jangan lupa untuk melangkahkan kaki ke arah belakang gereja. Di sana berdiri pula patung Bunda Maria sedang menggendong Yesus Kristus yang masih berusia balita. Patung ini sungguh menawan karena dikelilingi tanaman – tanaman hias dan berbentuk seperti altar.

Selain arsitekturnya yang memukau, gereja ini juga memiliki nilai historis yang cukup penting. Bangunan megah berlapis warna krem ini menjadi saksi perlawanan arek – arek Malang saat memperjuangkan kedaulatan Indonesia. Tepatnya pada tahun 1947, Tentara Republik Indonesia Pelajar yang berisi pelajar dari SMU St. Albertus kala itu bergabung dan dengan gagah berani menghalau tentara Belanda yang mencoba untuk mengrongrong kemerdekaan Indonesia. Kisah heroik para pelajar ini kemudian diabadikan melalui dua patung yang terdapat di seberang Gereja Ijen. Nama jalan dimana patung itu berdiri pun menjadi Jalan Pahlawan TRIP untuk mengenang kegigihan mereka.



Gereja Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel pernah mengalami renovasi pada pertengahan 2012. Pengurus gereja mengaku renovasi yang dilakukan tidak akan merubah bentuk asli gereja. Pengelola hanya akan memperbaiki beberapa bagian gereja yang mulai rapuh karena usia.


Ngalamers yang tertarik berkunjung, jika start dari terminal Arjosari maupun Landungsari, bisa menggunakan angkot dengan kode ADL atau AL. Ongkos angkutan umum di Kota Malang adalah Rp. 3000,- jarak jauh maupun dekat.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by fthemes
Bloggerized by Seo Lanka and Blogger Template